Selasa, 19 April 2016

WISATA KULINER DI KOTA PANDAAN

Wisata Kuliner di Kota Pandaan yang paling sering dituju

Kota Pandaan dari hari ke hari semakin menjadi kota yg terus berkembang banyak hal bisa di dapatkan di Kota Pandaan. Selain itu letak kota Pandaan yang strategi membuat kota Pandaan selalu di lewati orang. Kota Pandaan terus berkembang mulai dari pendidikan, objek wisata sampai wisata kulinernya. Banyak sekali wisata kuliner di kota Pandaan dan bertebaran mulai dari warung, cafe, angkringan sampai restoran. Tapi ada beberapa tempat wisata kuliner yang paling sering atau favorit para wisatawan kuliner :

1. RUMAH MAKAN CAK GUNDUL
  
Rumah makan cak gundul mengkhususkan pada menu kepiting jadi kalau anda seorang pecinta kuliner kepiting, ada baiknya untuk menyempatkan waktu singgah ke Rumah Makan Kepiting Cak Gundul yang berpusat di Pandaan. Menempati sebuah bangunan di KM 48 Surabaya-Malang (Selatan PLN Pandaan), nama Kepiting Cak Gundul begitu tersohor di antara para pecinta olahan kepiting. Tidak hanya sekitaran Pandaan, Surabaya atau Malang saja, tapi sudah sampai ke Semarang, Jogja hingga Ibu Kota Jakarta. Karena Kepiting Cak Gundul sudah memiliki cabang di kota-kota tersebut.
Aneka olahan kepiting yang dapat Anda pilih adalah kepiting asam manis, kepiting masak kare, kepiting masak mentega, dan kepiting rebus bumbu. Satu porsi kepiting dibanderol dengan harga mulai dari Rp 13.500/ons,-. 
Alamat Lokasi: Jl. Surabaya-Malang KM 48 (Selatan PLN Pandaan), Pandaan Telp 0343 639989 

2. Depot Sri 

Rumah makan depot sri lebih ke ayam goreng dan beras kencur tp sekarang menu yang disediakan terus bertambah ayam bakar, ikan bakar dan lain-lain. Rumah Makan ini berada di lokasi Jalan antara Pandaan – Prigen, tempatnya memang cukup nyaman dengan udara yang menyejukkan meski tidak menggunakan AC. Ruangannya cukup luas hingga mampu menampung lebih dari 100 pengunjung. Menggunakan konsep ruangan terbuka dan design ruangan yang cukup kental dendepot sri pandaangan nuansa tradisional. Lahan parkirnya juga luas dilengkapi dengan beberapa toilet yang cukup bersih serta sebuah sudut sebagai tempat bermain anak. Meski merupakan tempat makan, namun Istana Ayam Goreng Sri ini juga cocok dijadikan tempat untuk beristirahat setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang.Rumah Makan SRI Pandaan Jl. Dr. Sutomo 03 – 04 Pandaan.

3. Ayam Goreng Pak Sholeh

Tempat makan yang satu ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi pecinta kuliner. Ayam goreng pak soleh tidak hanya terkenal di kota pandaan tapi udah diluar kota pandaan. Bahkan ayam goreng pak soleh sudah membuka cabang di kota malang, probolinggo dan mojokerto. Menu yang disediakan bermacam-macam mulai dari ikan bakar, ayam goreng dan lain-lain selain itu menu minumanan juga banyak es teh manis, sinom, beras kencur tapi yang menjadi favorit tetap ayam gorengnya dan beras kencurnya. Alamat ayam goreng pak soleh


1. Desa Tungguwulung Telp. (0343) 633987 Pandaan - Pasuruan
2. Cabang : Jl. Raya Karang Ploso Malang Telp. (0341) 468005
3. Cabang : Komplek Rest Area Tongas - Probolinggo Telp. (0335) 511688
4. Cabang : Mojokerto Jl. By PAss Puri Mojokerto 

Sebenarnya masih banyak tempat makan di pandaan yang menarik untuk dikunjungi seperti rumah makan cianjur, kampung kuliner, rumah makan lesehan mak engking dan lain-lain. Jadi kota Pandaan sekarang tidak kalah dengan kota-kota lainnya untuk urusan wisata kulinernya.
Jadi bagi para pecinta wisata kuliner tidak ada salahnya untuk berkunjung ke Pandaan untuk menikmati khas kuliner kota pandaan.
 



Senin, 11 April 2016

ASAL MULA NAMA KOTA PANDAAN

SEJARAH PANDAAN


Sejarah, selalu menjadi hal yang menarik untuk diperbincangkan, apalagi jika sejarah tersebut menyangkut daerah tempat tinggal kita, sudah pasti memiliki daya tarik tersendiri untuk kita telusuri. Demikianlah yang admin rasakan, sehingga menggugah kami googling, mencari-cari apakha ada sejarah menyangkut Pandaan yang bisa kami dapat untuk disampaikan kepada anda. Telusur-telusur, akhirnya kami mendapatkan satu website yang mengangkat sejarah Pasuruan, yang sudah pasti terdapat sejarah Pandaan di dalamnya.
Dari situ, disebutkan bahwa asal mula kata Pandaan (Pandakan) berasal dari kata paundak-undakan, atau berundak-undak, merupakan daerah yang bertebing, dan sudah terkenal sejak dahulu sebagaimana dipetik dari Terjemahan K.J. Padmapuspita (Jogjakarta, Taman Siswa, 1966) hal 70-79.
Untuk sejarah lebih lengkap, ini dia anda dapat membacanya dibawah ini. Dan untuk mengakses sumber tulisan, anda dapat klik DISINI.
Pandakan atau Pandaan
Pandakan berasal dari kata paundak-undakan merupakan daerah yang bertebing, merupakan daerah yang terkenal sejak dahulu sebagaimana dipetik dari Terjemahan K.J. Padmapuspita (Jogjakarta, Taman Siswa, 1966) hal 70-79. Sebagai berikut, …Sri Ranggawuni meninggalkan seorang anak laki-laki, bernama Sri Kertanegara; Mahisa-Cempaka meninggalkan seorang anak laki-laki juga, bernama Raden Wijaya. Kertenegara menjadi raja, bernama Batara Siwabudha. Adalah seorang hambanya, keturunan orang tertua di Nangka (Nangkajajar), bernama Banyak-Wide, diberi sebutan Arya Wiraraja, rupa-rupanya tidak dipercaya, dijauhkan, disuruh menjadi adipati di Sungeneb, bertempat-tinggal di Madura sebelah timur. Ada patihnya, pada waktu ia baru saja naik ke atas tahta kerajaan, bernama Empu Raganata ini selalu memberi nasehat untuk keselamatan raja, ia tidak dihiraukan oleh Sri Kertanegara; karenanya itu Mpu Raganata meletakkan jabatan tidak lagi menjadi patih, diganti oleh Kebo Tengah sang A Panji Aragani. Mpu Raganata lalu menjadi adyaksa di Tumapel. Sri Kertanegara pada waktu memerintah, melenyapkan seorang kelana (musafir) bernama Baya. Sesudah kelana itu mati, ia memberi perintah kepada hamba rakyatnya, untuk pergi menyerang Melayu. Apanji Aragani menghantarkan, sampai di Tuban ia kembali, datangnya di Tumapel sang A Panji Aragani mempersembahkan makanan berhari-hari; raja Kertanegara bersenang-senang. Ada perselisihan dengan raja Jayakatong, raja di Daha; ini menjadi musuh raja Kertanegara; karena lengah terhadap usaha musuh yang sedang mencari kesempatan dan waktu tepat, ia tidak memikir kesalahannya. Banyak Wide berumur empat puluh tahun pada peristiwa penyerangan Melayu itu; ia berteman dengan raja Jayakatong; Banyak Wide yang bergelar Arya Wiraraja itu dari Madura mengadakan hubungan dan berkirim utusan. Demikian juga raja Jayakatong berkirim utusan ke Madura. Wiraraja berkirim surat kepada raja Jayakatong, bunyi surat; “Tuanku, patih baginda bersembah kepada paduka raja, jika paduka raja bermaksud berburu ditanah lapang lama, hendaknyalah paduka raja sekarang pergi berburu, karena ini adalah kesempatan yang baik sekali, tak ada bahaya, tak ada harimau, tak ada banteng, dan ularnya, durinya; ada harimau, tetapi tak bergigi”. Patih tua Raganata itu yang dinamakan harimau tidak bergigi, karena sudah tua. Sekarang raja Jayakatong berangkat menyerang Tumapel. Tentaranya yang datang dari sebelah utara Tumapel terdiri dari orang-orang yang tidak baik, bendera dan bunyi-bunyian penuh, rusaklah daerah sebelah utara Tumapel, mereka yang melawan banyak yang menderita luka. Tentara Daha yang melalui jalan utara itu berhenti di Memeling. Batara Siwa-Buda senantiasa minum-minuman keras diberitahu, bahwa diserang dari Daha, ia tidak percaya, selalu mengucapkan kata: “Bagaimana dapat raja Jayakatong demikian terhadap kami, bukankah ia telah baik dengan kami” Setelah orang membawa yang menderita luka, barulah ia percaya. Sekarang Raden Wijaya ditunjuk untuk berperang melawan tentara yang datang dari sebelah utara Tumapel, disertai oleh para arya terkemuka: Banyakkapuk, Ranggalawe, Pedang, Sora, Dangdi, Gadjahpagon, anak Wiraraja yang bernama Nambi, Peteng dan Wirot, semua itu prajurit baik, melawan tentara Daha di bagian utara, serentak mengamuk, bersama-sama, terpaksa larilah orang-orang Daha yang melalui utara itu, dikejar dan diburu oleh Raden Wijaya. Kemudian turunlah tentara besar dari Daha yang datang dari tepi Sungai Aksa, menuju ke Lawor; mereka ini tak diperbolehkan membikin gaduh, tidak membawa bendera, apalagi bunyi-bunyian, sedatangnya di Sidabawana langsung menuju Singasari. Yang menjadi prajurit utama dari tentara Daha sebelah selatan ini, ialah: Patih Daha Kebomundarang, Pudot, dan Bowong. Ketika Batara Siwa-Buda sedang minum-minuman keras bersama-sama dengan patih, maka pada waktu itu ia dikalahkan, semua gugur; Kebotengah yang melakukan pembalasan, meninggal di Manguntur. Raden Wijaya yang diceriterakan ke utara tersebut, diberitahu bahwa Batara Siwa-Budha wafat karena tentara Daha turun dari selatan, patih tua juga telah gugur, semua mengikuti jejak batara. Segera Raden Wijaya kembali, beserta hamba-hambanya, berlari-lari ke Tumapel, melakukan pembalasan, tidak berhasil, bahkan terbalik, dikejar diburu oleh Kebomundarang; Raden Wijaya naik ke atas, mengungsi di sawah miring, maksud Kebo-mundarang akan menusuknya dengan tombak, Raden Wijaya menyepak tanah bekas ditenggala, dada Kebomundarang sampai mukanya penuh lumpur, ia mundur, sambil berkata; “Aduh, memang sungguh dewalah tuanku ini.” Sekarang Raden Wijaya membagi-bagi cawat dari kain ikat berwarna merah, diberikan kepada hamba-hambanya, masing-masing orang mendapat sehelai, ia bertekad untuk mengamuk. Yang mendapat bagian ialah Sora, Ranggalawe, Pedang, Dangdi, dan Gadjah. Sora segera menyerang, banyak orang Daha yang mati. Kata Sora: “Sekarang ini, tuan, hendaknyalah menyerang, sekarang baik kesempatan dan saatnya. ” Raden Wijaya lekas-lekas menyerang, semakin banyak orang Daha yang mati, mereka lalu mundur, diliputi malam, akhirnya berkubu. Pada waktu sunyi orang telah tidur, dikejar dan diamuk lagi oleh Raden Wijaya, sekarang orang-orang Daha bubar, banyak yang tertusuk oleh tombak temannya sendiri, repotlah orang-orang Daha itu larinya. Batara Siwa-Budha mempunyai dua orang anak perempuan, mereka ini akan dikawinkan dengan Raden Wijaya; demikianlah maksud Batara Siwa-Budha itu; kedua-duanya ditawan oleh orang Daha; puteri yang muda berpisah dengan puteri yang tua, tidak menjadi satu arah larinya, berhubung dengan kerepotan orang-orang Daha, disebabkan Raden Wijaya mengamuk itu. Pada waktu malam tampak api unggun orang Daha bernyala dan besar nyalanya. Didapatilah puteri yang tua disana, kelihatan oleh Raden Wijaya, yang segera dikenal, bahwa itu adalah puteri yang tua. Lekas-lekas diambil oleh Raden Wijaya, lalu berkata; “Nah Sora, marilah mendesak mengamuk lagi, agar dapat bertemu dengan puteri muda.” Sora berkata: ” Janganlah tuan, bukankah adik tuan yang tua sudah tuan temukan, berapakah jumlah hamba tuanku sekarang ini.” Jawab Raden Wijaya.” Justeru karena itu”. Maka Sora berkata lagi: “Lebih baik tuanku mundur saja, karena kalau memaksa mengamuk, seandainya berhasil, itu baik; kalau adik tuanku yang mudah dapat ditemukan, kalau tidak dapat ditemukan, kita akan seperti anai-anai menyentuh pelita. “Sekarang mereka mundur, puteri bangsawan didukung, semalam-malaman mereka berjalan ke utara, keesokan harinya dikejar oleh orang Daha, terkejar disebelah selatan Talaga-pager (Ranu Grati). Orang-orangnya ganti-berganti tinggal dibelakang, untuk berperang menghentikan orang Daha. Gadjahpagon kena tombak tembus pahanya, tetapi masih dapat berjalan. Kata Raden Wijaya: “Gadjahpagon, masih dapatkah kamu berjalan kalau tidak dapat, mari kita bersama-sama mengamuk. ” Masih dapatlah hamba, tuanku, hanya saja hendaknya perlahan-lahan. “Orang-orang Daha tidak begitu giat mengejarnya, kamudian mereka kembali di Telaga-pager. Raden Wijaya masuk belukar seperti ayam hutan, dan hamba-hambanya yang mengiring semua, ganti-berganti mendukung puteri bangsawan. Akhirnya hamba-hambanya itu bermusyawarah, membicarakan tentang keadaan Raden Wijaya. Setelah putus pembicaraannya, semua bersama-sama berkata: “Tuanku, sembah hamba-hamba tuanku semua ini, bagaimana akhir tuanku ayng masuk belukar dan keluar belukar seperti ayam-hutan itu, pendapat hamba semua, lebih baik tuanku pergi ke Madura Timur; hendaknyalah tuanku mengungsi kepada Wiraraja, dengan pengharapan agar ia dapat dimintai bantuan, mustahil ia tidak menaruh belas kasihan, bukankah ia dapat menjadi besar itu karena ayah tuanku almarhum yang menjadi lantarannya.” Kata Raden: “Itu baik, kalau ia menaruh belas kasihan, kalau tidak, saya akan sangat malu.” Jawab Sora, Ranggalawe dan Nambi, serentak dengan suara bersama: “Bagaimana dapat Wiraraja melengos terhadap tuanku.” Itulah sebabnya Raden Wijaya menurut kata-kata hambanya. Mereka keluar dari dalam hutan, datang di PANDAKAN, menuju ke orang tertua di pandakan, bernama Macan-kuping: “Raden Wijaya minta diberi kelapa muda, setelah diberi, lalu diminum airnya, ketiak dibelah, ternyata berisi nasi putih. Heranlah yang melihat itu. Kata orang: “Ajaib benar, memang belum pernah ada kelapa muda berisi nasi”. Gadjahpagon tidak dapat berjalan lagi, kata Raden Wijaya: “Orang tertua di PANDAKAN, saya menitipkan satu rang; Gadjahpagon ini tak dapat berjalan, hendaknya ia tinggal di tempatmu,” Kata orang PANDAKAN: “Aduh, tuanku, itu akan tidak baik kalau sampai terjadi Gadjahpagon didapati di sini, mustahil akan ada hamba yang menyetujui di PANDAKAN, kehendak hamba, biarlah ia berada di dalam pondok di hutan saja, di ladang tempat orang menyabit ilalang, di tengah-tengahnya setelah dibersihkan, dibuatkan sebuah dangau, sunyi, tak ada seorang hamba yang mengetahui, hamba di Pandakan nanti yang akan memberi makan tiap-tiap hari”.
Sebenarnya banyak sekali versi tentang asal mula nama kota pandaan. Tapi intinya kita sebagai generasi muda harus tahu sejarah kota tempat tinggal kita dan selalu bisa menjaga kota tercinta pandaan menjadi yang lebih baik lagi

Minggu, 10 April 2016

CAR FREE DAY ( CFD ) PANDAAN

CAR FREE DAY PANDAAN

Car Free Day di Pandaan pertama kali di adakan pada tanggal 28 September 2014 di Jl. RA. Kartini Pandaan. Car Free Day di mulai jam. 06.00 sampai selesai dan dilaksanakan minggu kedua dan minggu keempat. Car Free Day menurut bupati pasuruan adalah upaya untuk menciptakan pandaan menjadi pandaan SARI, yakni Sehat, Aman, Rapi dan Indah. Banyak sekali kegiatan di  car free day pandaan. mulai dari orang yang berjualan sampai dengan berkumpulan komunitas yang ada di pandaan. 

Berbagai komunitas juga berkumpul disini diantaranya 

1. Komunitas Pecinta Reptil Pandaan 
    Banyak sekali yang di pamerkan oleh komunitas ini mulai dari iguana, ular dan lain.lain. tidak     hanya itu komunitas ini juga memperboleh para pengunjung CFD memegang reptil dengan       benar dan aman.



2. Komunitas Skeatboard Pandaan
    Banyak sekali atraksi yang yang di ditunjukan oleh komunitas skeatboard pandaan dan trik-       trik yang lumayan menantang.



3. Komunitas Pecinta sepeda onthel 
4. Komunitas Olahraga sepeda 
5. Komunitas klorofil


Dan masih banyak lagi komunitas dan kegiatan  yang ada di car free day pandaan Car free day pandaan udah berjalan hampir 2 tahun. Saat kegiatan car free day di Surabaya dan Jakarta diliburkan, CFD di Pandaan tetap berlangsung. Kampanye “I Love Pasuruan” memeriahkan CFD tersebut

























Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yunelita/sekilas-tentang-car-free-day-pandaan_5561a597c923bdfb066eb930
Berbagai komunitas juga berkumpul disini diantaranya 1. Komunitas Pecinta Reptil Pandaan 2. Komunitas Skateboard 3. Komunitas Pecinta sepeda onthel 4. Komunitas Olahraga sepeda 5. Komunitas klorofil

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yunelita/sekilas-tentang-car-free-day-pandaan_5561a597c923bdfb066eb930
Berbagai komunitas juga berkumpul disini diantaranya 1. Komunitas Pecinta Reptil Pandaan 2. Komunitas Skateboard 3. Komunitas Pecinta sepeda onthel 4. Komunitas Olahraga sepeda 5. Komunitas klorofil

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yunelita/sekilas-tentang-car-free-day-pandaan_5561a597c923bdfb066eb930
Berbagai komunitas juga berkumpul disini diantaranya 1. Komunitas Pecinta Reptil Pandaan 2. Komunitas Skateboard 3. Komunitas Pecinta sepeda onthel 4. Komunitas Olahraga sepeda 5. Komunitas klorofil

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yunelita/sekilas-tentang-car-free-day-pandaan_5561a597c923bdfb066eb930
Berbagai komunitas juga berkumpul disini diantaranya 1. Komunitas Pecinta Reptil Pandaan 2. Komunitas Skateboard 3. Komunitas Pecinta sepeda onthel 4. Komunitas Olahraga sepeda 5. Komunitas klorofil

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yunelita/sekilas-tentang-car-free-day-pandaan_5561a597c923bdfb066eb930
Berbagai komunitas juga berkumpul disini diantaranya 1. Komunitas Pecinta Reptil Pandaan 2. Komunitas Skateboard 3. Komunitas Pecinta sepeda onthel 4. Komunitas Olahraga sepeda 5. Komunitas klorofil

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yunelita/sekilas-tentang-car-free-day-pandaan_5561a597c923bdfb066eb930

Jumat, 08 April 2016

Pandaan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten PasuruanProvinsi Jawa TimurIndonesia.
Pandaan adalah Kota Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Pasuruan. Letaknya sangat strategis, berada di tengah-tengah jalur Malang - Surabaya dengan akses menuju tempat pariwisata yang banyak. Perkembangan kecamatan ini semakin pesat seiring dengan dioperasikannya Tol Gempol - Pandaan pada bulan July 2014.
Kecamatan Pandaan terdiri dari 4 kelurahan dan 14 desa. Desa dan kelurahan itu adalah:
Di sekitar Kota Pandaan bertebaran obyek-obyek wisata seperti:
Di Pandaan ada juga tempat wisata Taman Dayu. Taman Dayu awalnya adalah kawasan hunian dan resort golf yang dilengkapi dengan fasilitas Waterpark, Boutique Hotel, Camping Ground dan Outbound. Saat ini seiring dengan perkembangan di Kecamatan Pandaan, kawasan Taman Dayu telah dikembangkan menjadi kota mandiri yang juga dilengkapi dengan pusat bisnis dan perdagangan yang dikenal sebagai Pandaan Central Business District (CBD). Di dalam area Pandaan CBD ini didirikan gedung pertokoan, pusat jajanan kuliner (Food Terrace dan Food Veranda) dan Public Area yang berisi berbagai hiburan keluarga.
Sejak sekitar tahun 2007 kawasan Taman Dayu telah menjadi ikon kota Pandaan. Kawasan hunian The Taman Dayu dan Pandaan CBD dikembangkan oleh CiputraGroup.
Di pandaan juga terdapat Taman Chandra Wilwatikta yang di dalamnya terdapat panggung sendratari alami terbesar di Indonesia dengan latar belakang gunung Penanggungan. Di panggung sendratari ini pernah diadakan festival tari Ramayana se-Asia.
Salah satu Desa di Pandaan yaitu Desa Plintahan mempunyai Debit air [sumber air] terbesar ke 2 di Pasuruan selain di Umbulan yang di kelolah oleh suatu instansi.